Affiliate marketing sekarang sudah jadi salah satu cara paling populer untuk mendapatkan penghasilan online. Dua platform yang sering dibahas di Indonesia adalah TikTok (TikTok Shop / TikTok Affiliate) dan Shopee Affiliate. Pertanyaannya: apakah keduanya bisa menguntungkan? Jawabannya: bisa — tapi tidak instan. Keberhasilan tergantung pada strategi konten, pemilihan produk, audience fit, serta kemampuan tracking dan optimasi. Di bawah ini pembahasan lengkap yang mudah dipraktikkan.
- Apa itu Affiliate di TikTok dan Shopee — bedanya singkat
- Kelebihan & Kekurangan (singkat)
- Apakah Bisa Menguntungkan? (Realistis)
- Strategi Praktis (Step-by-step) — dari Nol sampai Profit
- Contoh Model Sukses (Tipe, Bukan Nama)
- Kesalahan Umum & Cara Menghindari
- Perkiraan Waktu & Ekspektasi
- Penutup: Apakah Kamu Harus Coba?
Apa itu Affiliate di TikTok dan Shopee — bedanya singkat
- TikTok Affiliate / TikTok Shop (creator-driven): creator atau akun bisa menautkan produk TikTok Shop langsung di video/live. Saat follower klik dan beli lewat tautan affiliate, creator dapat komisi. Kekuatan TikTok: algoritma discover yang bisa membuat video viral dan mendatangkan pembeli baru cepat.
- Shopee Affiliate: kamu bagikan link afiliasi produk (via dashboard affiliate atau tools pihak ketiga). Komisi diperoleh saat pembeli melakukan pembelian lewat link tersebut. Kekuatan Shopee: ekosistem marketplace besar, promosi besar seperti flash sale, serta banyak produk dengan harga kompetitif.
Keduanya sama-sama performance-based — kamu dibayar saat ada aksi (klik + pembelian), bukan cuma tayangan.
Kelebihan & Kekurangan (singkat)
TikTok Affiliate
Kelebihan
- Potensi viral tinggi → reach organik besar.
- Konten video pendek lebih engaging → conversion rate bisa bagus untuk produk visual.
- Bisa pakai Live untuk direct selling & interaksi real-time.
Kekurangan
- Persaingan konten sangat ketat.
- Butuh kemampuan bikin video yang menarik (storytelling, hook, editing).
- Algoritma bisa berubah — income tidak selalu stabil.
Shopee Affiliate
Kelebihan
- Pasar besar & pengguna intent belanja tinggi.
- Banyak promo dan voucher yang membantu conversion.
- Link bisa dipakai di berbagai channel (blog, Telegram, IG, YouTube).
Kekurangan
- Komisi bisa lebih kecil untuk beberapa kategori.
- Persaingan harga → pembeli sering cari yang termurah.
- Perlu optimasi di luar platform marketplace untuk mendatangkan traffic.
Apakah Bisa Menguntungkan? (Realistis)
Ya — tapi tidak otomatis. Ada beberapa faktor penentu:
- Traffic & Audience Fit: semakin relevan audience-mu dengan produk, semakin tinggi conversion. Contoh: akun review gadget akan lebih mudah jual aksesori HP daripada makanan.
- Konten & Trust: affiliate bekerja kalau orang percaya rekomendasimu. Konten edukatif/review jujur biasanya konversi lebih baik daripada hard-sell.
- Skala & Konsistensi: satu atau dua post tidak cukup. Kamu butuh skala (banyak konten) dan konsistensi untuk menang algoritma dan membangun otoritas.
- Optimasi Funnel: menempatkan CTA jelas, link di bio, retargeting via platform lain, serta memanfaatkan promo (flash sale/voucher) memperbesar peluang penjualan.
Kalau dikelola baik, affiliate bisa menjadi pendapatan pasif yang berkembang — banyak creator memulai dari side income lalu scale jadi full-time.
Strategi Praktis (Step-by-step) — dari Nol sampai Profit
1. Pilih Niche (dan Produk) yang Jelas
Fokus 1–2 niche (mis. beauty, gadget, home decor, perlengkapan anak). Ini mempermudah audience targeting dan membangun reputasi.
2. Pahami Audience & Pain Point
Kenali masalah audiens: apa yang mereka cari? murah? tahan lama? estetik? Buat konten yang jawab kebutuhan itu.
3. Format Konten yang Bekerja di TikTok
Hook 1–3 detik pertama.
Review singkat + demo produk.
Before/after atau unboxing.
CTA: “cek link di bio” + tawarkan alasan beli sekarang (diskon, stok terbatas).
Gunakan caption yang memancing klik dan hashtag relevan.
4. Format Konten yang Bekerja untuk Shopee Affiliate (bukan di aplikasi Shopee)
Buat comparison atau list produk “Top 5…” untuk membantu keputusan pembeli.
Manfaatkan blog/YouTube untuk review panjang + link affiliate Shopee di deskripsi atau artikel.
Promosikan saat ada big sale (11.11, 12.12) karena conversion biasanya melesat.
5. Optimalkan Link & Tracking
Gunakan link pendek atau landing page untuk mengukur performa.
Catat metrik: CTR (klik-to-view), conversion rate (klik → beli), dan AOV (average order value).
6. Manfaatkan Live Commerce
Live di TikTok (atau fitur live di platform lain) efektif: demo produk, Q&A, dan limited-time offer meningkatkan urgency.
7. Gunakan Promo & Bundling (Jika Bisa)
Beritahu audience kapan ada voucher/ diskon. Pada Shopee, kombinasikan voucher toko & platform.
8. Bangun Database (Email/DM/Channel Lain)
Retargeting itu kunci. Simpan leads supaya kamu bisa promosi ulang saat ada produk atau promo baru.
Contoh Model Sukses (Tipe, Bukan Nama)
Karena saya tak mengutip studi kasus langsung saat ini, berikut model orang-orang yang biasanya sukses di affiliate TikTok / Shopee:
- The Niche Reviewer: Akun yang fokus mengulas 1 kategori (mis. skincare). Mereka bikin review jujur + before/after, jadi audience percaya dan sering beli via link affiliate.
- The Deal Hunter: Fokus pada promo & diskon. Mereka aktif saat flash sale, share voucher, dan konversi tinggi karena audiens memang cari harga miring.
- The Tutorial Creator: Buat tutorial penggunaan produk (mis. alat dapur atau gadget). Demo jelas → viewer lihat fungsi → beli lewat link.
- The Live Seller: Menggunakan live untuk jual produk cepat; kombinasi demo, testimoni, dan promo waktu terbatas mendorong pembelian impulsif.
- The Cross-Platform Marketer: Gabungkan TikTok dengan blog/YouTube/Instagram & Telegram untuk funnel lengkap: awareness (TikTok) → edukasi (YouTube/blog) → transaksi (link Shopee/TikTok Shop).
Model-model ini sering menghasilkan pendapatan konsisten ketika pengguna mengulangi dan mempercayai kontennya.
Kesalahan Umum & Cara Menghindari
- Hanya fokus pada satu produk tanpa testing. Uji beberapa produk serupa, lihat mana yang konversi.
- Konten terlalu “iklan” tanpa edukasi. Berikan value — review jujur, tips penggunaan, perbandingan.
- Tidak disclose affiliate. Selalu beri label bahwa link adalah affiliate — ini membangun trust dan sesuai praktik etis.
- Gagal mencatat & analisis performa. Tanpa data, tidak tahu mana yang harus di-scaling.
Perkiraan Waktu & Ekspektasi
Affiliate bukan mesin uang instan. Biasanya butuh waktu beberapa minggu–bulan untuk menemukan formula konten & produk yang cocok. Setelah itu, dengan konsistensi, income bisa bertambah dan menjadi stabil.
Penutup: Apakah Kamu Harus Coba?
Iya, coba, terutama jika kamu nyaman bikin konten dan siap melakukan testing. Pilih niche yang kamu kuasai atau minati—kerja akan terasa lebih ringan dan konten lebih natural. Kombinasikan TikTok dan Shopee: TikTok untuk reach & engagement, Shopee untuk kemudahan transaksi pengguna yang sudah familiar dengan marketplace.
Mau terus dapat panduan praktis lainnya soal bisnis online, affiliate, dan tips bikin konten yang konversi? Kunjungi micokelana.com dan ikuti artikel-artikel terbaru kami — dari tutorial langkah demi langkah hingga ide konten yang siap kamu pakai!