Turki bukan sekadar negeri dengan pemandangan indah dan arsitektur megah ia adalah buku sejarah yang hidup. Di setiap batu, menara, dan lembahnya, tersimpan kisah panjang tentang kebesaran, perjuangan, dan kebangkitan Islam yang pernah mengguncang dunia. Itulah mengapa banyak orang yang menjadikan perjalanan ke Turki sebagai bagian dari perjalanan rohani bukan hanya untuk berwisata, tapi untuk menelusuri jejak sejarah yang meneguhkan iman.
Kisah besar Turki bermula dari masa Bizantium, ketika Konstantinopel (sekarang Istanbul) menjadi pusat kekaisaran Romawi Timur. Kota ini terkenal karena kekuatannya yang hampir mustahil ditaklukkan. Namun, pada tahun 1453, sejarah berubah. Seorang pemuda berusia 21 tahun bernama Sultan Mehmed II berhasil menaklukkan Konstantinopel dengan strategi dan semangat jihad yang luar biasa. Sejak saat itu, dunia mengenalnya sebagai Muhammad Al-Fatih sang penakluk agung. Ia mengubah kota itu menjadi ibu kota baru Kekaisaran Utsmaniyah, menamai ulang sebagai Istanbul, dan menjadikannya pusat ilmu, budaya, dan spiritualitas Islam.
Hagia Sophia, yang sebelumnya adalah gereja Bizantium, kemudian diubah menjadi masjid oleh Al-Fatih. Namun, ia tak merobohkan atau menghancurkan bangunan tersebut. Sebaliknya, ia memeliharanya simbol toleransi dan kebesaran Islam yang menghormati sejarah. Hingga kini, Hagia Sophia tetap berdiri megah, menjadi saksi bagaimana Islam hadir bukan untuk menghancurkan, tapi untuk melanjutkan peradaban dengan cahaya ilmu dan iman.
Dari Istanbul, perjalanan sejarah itu berlanjut ke Bursa. Kota ini lebih tua dari Istanbul sebagai pusat pemerintahan pertama Kesultanan Utsmaniyah. Di sinilah Sultan Osman Gazi dan Orhan Gazi memulai langkah besar membangun kerajaan yang kelak menjadi salah satu kekuatan terbesar di dunia. Di makam mereka, banyak peziarah yang datang untuk berdoa dan merenung bagaimana dari kota kecil ini lahir peradaban yang memimpin dunia selama enam abad.
Bursa juga menyimpan pesona alam dan budaya yang luar biasa. Di antara udara sejuk pegunungan Uludağ, kamu bisa menikmati arsitektur klasik Ulu Cami, yang dibangun dengan 20 kubah dan kaligrafi indah bertuliskan Asmaul Husna. Kota ini adalah tempat di mana keindahan, spiritualitas, dan sejarah berpadu dengan damai.
Perjalanan belum selesai tanpa menjejakkan kaki di Cappadocia, wilayah dengan lanskap paling unik di dunia. Batu-batu raksasa yang terbentuk dari letusan gunung ribuan tahun lalu kini menjadi rumah, gereja, bahkan masjid bawah tanah. Cappadocia dulunya menjadi tempat perlindungan umat beriman dari penindasan. Kini, tempat itu menjadi simbol keteguhan iman dan perjuangan spiritual. Dari udara, saat kamu menaiki balon dan melihat matahari terbit di balik bebatuan, kamu akan merasa kecil di hadapan kebesaran ciptaan Allah سبحانه وتعالى.
Banyak jamaah yang kini memilih program umroh plus turki untuk merasakan langsung perpaduan antara ibadah dan sejarah. Setelah menunaikan umrah di Tanah Suci, mereka melanjutkan perjalanan ke Turki untuk menyaksikan langsung peninggalan peradaban Islam, mengunjungi masjid bersejarah, dan menikmati suasana spiritual yang berbeda. Program ini bukan sekadar wisata religi, tapi perjalanan yang menambah keimanan karena kamu akan melihat bagaimana Islam dahulu mengubah dunia melalui ilmu, seni, dan ketulusan hati.
Turki bukan hanya tempat yang indah untuk dikunjungi, tapi juga tempat untuk direnungi. Ia mengajarkan bahwa sejarah bukan sekadar masa lalu, tapi cermin untuk masa depan. Dari Al-Fatih hingga Utsmaniyah, dari Hagia Sophia hingga Cappadocia semua menyampaikan satu pesan: kejayaan Islam lahir dari iman, pengetahuan, dan pengorbanan. Saat kamu menatap langit Istanbul di senja hari, kamu mungkin akan merasa bahwa perjalananmu ke Turki bukan hanya perjalanan jasmani, tapi juga perjalanan jiwa yang membawa kamu lebih dekat kepada Allah سبحانه وتعالى.








